Pengaman Motor ( touch sensor dan sensor vibrasi )

1. Tujuan

  • Mampu memahami sensor touch dan sensor vibrasi beserta aplikasinya
  • Mampu membuat rancangan sensor touch dan sensor vibrasi di proteus
  • Membuat rangkaian sederhana yang dapat berguna dalam kehidupan sehari hari
  • Mengetahui prinsip kerja sensor touch dan sensor vibrasi

2. Alat dan Bahan

  •     Alat

       1. Power Supply DC

 Berfungsi untuk mensuplai tegangan DC pada rangkaian. 

  2. Oscilloscope

alat ukur elektronik yang dapat memetakan atau memproyeksikan sinyal listrik dan frekuensi menjadi gambar grafik agar dapat dibaca dan mudah dipelajari. Dengan menggunakan Osiloskop, kita dapat mengamati dan menganalisa bentuk gelombang dari sinyal listrik atau frekuensi dalam suatu rangkaian Elektronika.

3. Sumber tegangan AC (VSINE)

              Berfungsi sebagai sumber tegangan AC pada rangkaian. 

4. Voltmeter

    Difungsikan guna mengukur besarnya tegangan listrik yang terdapat dalam suatu rangkaian listrik. Dimana, untuk penyusunannya dilakukan secara paralel sesuai pada lokasi komponen yang sedang diukur.


  • Bahan

       1. Resistor


Resistor berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Cara menghitung nilai dari resistor yaitu dengan melihat warna pita dari resistor tersebut. Umumnya resistor memiliki 4 sampai 6 pita.
 
Datasheet Resistor


  
 


     2. Relay
 



Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan  

Berfungsi untuk penyearah arus pada rangkaian. Pada rangkaian ini dioda digunakan untuk mencegah arus balik masuk ke output sensor dan opamp, serta untuk mencegah tegangan yang tinggi akibat arus balik kumparan relay.

Fitur:
1. Arus maju rata-rata 1A
2. Arus puncak non-repetitif 30A
3. Arus balik 5uA
4.Tegangan balik RMS 35V
5. Tegangan balik repetitif 50V

Datasheet Dioda 1N4001
 


4. LED

    Berfungsi untuk lampu indikator penanda ada arus pada rangkaian.
 
    Datasheet LED


5. Buzzer
    
 Berfungsi sebagai indikator yang hidup jika suhu berlebih pada pipa boiler.
 
 Fitur:
1. Tegangan operasi 4-8V DC
2. Arus <30mA
3. Frekuensi resonansi 2300Hz
 
6. Transistor NPN (BC548/BC547)

Berfungsi sebagai penguat, sebagai pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Pada rangkaian water level sensor ini transistor hanya digunakan sebagai saklar, dengan adanya arus di base maka transistor akan "on" sehingga akan ada arus dari kolektor ke emitor. 
 
Fitur:
 1. DC Current gain(hfe) maksimal 800
 2. Arus Collector kontinu(lc) 100mA 
 3. Tegangan Base-Emitter(Vbe) 6v 
 4. Arus Base(Ib) maksimal 5mA
 
Datasheet Transistor


7. Sensor Touch

 

Sensor sentuh mendeteksi sentuhan atau jarak dekat tanpa mengandalkan kontak fisik. Sensor sentuh membuat jalan mereka ke banyak aplikasi seperti ponsel, remote control, panel kontrol, dll. Sensor sentuh saat ini dapat menggantikan tombol dan sakelar mekanis.

Datasheet Sensor Touch


8. OP AMP



Operational Amplifier atau Op-Amp adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penguat sinyal input baik DC maupun AC.

 Datasheet OP AMP LM741

 


9. Potensiometer


Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya.

10. Sensor Vibration

 

Sensor getaran adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya getaran dan akan diubah dalam ke dalam sinyal listrik. 

 

 

3. Dasar Teori

    1. Resistor

Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm: 

V = I R

Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi. 
 
Cara membaca nilai resistor
Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna 
1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama. 
2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua. 
3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga. 
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n). 
5. Gelang terakhir merupakan nilai toleransi dari resistor. 
 
Contohnya sebagai berikut :
 

 
 
     2. Relay 
 Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
 
Ada besi atau yang disebut dengan nama inti besi dililit oleh sebuah kumparan yang berfungsi sebagai pengendali.  Sehingga kumparan kumparan yang diberikan arus listrik maka akan menghasilkan gaya elektromagnet.  Gaya tersebut selanjutnya akan menarik angker untuk pindah dari biasanya tutup ke buka normal.  Dengan demikian saklar menjadi pada posisi baru yang biasanya terbuka yang dapat menghantarkan arus listrik.  Ketika armature sudah tidak dialiri arus listrik lagi maka ia akan kembali pada posisi awal, yaitu normal close.  
 
Fitur: 
1. Tegangan pemicu (tegangan kumparan) 5V 
2. Arus pemicu 70mA 
3. Beban maksimum AC 10A @ 250 / 125V 
4. Maksimum baban DC 10A @ 30 / 28V 
5. Switching maksimum
 
3. Dioda IN4001 
    Dioda adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan menggabungkan dua bahan semi-konduktor tipe-P dan semi-konduktor tipe-N. Ketika dua bahan ini digabungkan, terbentuk lapisan kecil lain di antaranya yang disebut depletion layer. Ini karena lapisan tipe-P memiliki hole berlebih dan lapisan tipe-N memiliki elektron berlebih dan keduanya mencoba berdifusi satu sama lain membentuk penghambat resistansi tinggi antara kedua bahan seperti pada gambar di bawah ini. Lapisan penyumbatan ini disebut depletion layer. 
Ketika tegangan positif diterapkan ke Anoda dan tegangan negatif diterapkan ke Katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias maju. Selama keadaan ini tegangan positif akan memompa lebih banyak hole ke daerah tipe-P dan tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke daerah tipe-N yang menyebabkan depletion layer hilang sehingga arus mengalir dari Anoda ke Katoda. Tegangan minimum yang diperlukan untuk membuat dioda bias maju disebut forward breakdown voltage.
 
Jika tegangan negatif diterapkan ke anoda dan tegangan positif diterapkan ke katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias terbalik. Selama keadaan ini tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke material tipe-P dan material tipe-N akan mendapatkan lebih banyak hole dari tegangan positif yang membuat depletion layer lebih besar dan dengan demikian tidak memungkinkan arus mengalir melaluinya. Kondisi ini hanya terjadi pada dioda yang ideal, kenyataannya arus yang kecil tetap dapat mengalir pada bias terbalik dioda.

 
Dioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis: 
  1. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC. 
  2. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan. 
  3. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu 
  4. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya. 5. Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali
Karakteristik arus dan tegangan dioda
 

Di kuadran pertama dioda beroperasi dalam mode Forward Biased dan di kuadran ketiga dioda beroperasi dalam mode Reverse Biased dan Break Down. Sumbu X dari grafik menunjukkan tegangan melintasi dioda dan sumbu Y menunjukkan arus melalui Dioda, Selama mode bias maju dioda melewatkan arus hanya ketika tegangan yang melintasi dioda (VD) lebih besar dari 0.5V, ini adalah nilai tegangan maju Dioda untuk dioda silikon dan tegangan bisa sampai 0.7V seperti yang ditunjukkan pada grafik di atas. 
 
Selama Reverse bias, tegangan melintasi dioda berada dalam potensial negatif sehingga arus juga ditampilkan dalam arah negatif. Di sini dioda tidak melewatkan arus atau bernilai kecil mengalir melewatinya sampai tegangan rusaknya (VBD) tercapai.

4. LED
 
  
LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

Tegangan maju LED

5. Transistor
 
Transistor PNP 

Pada transistor PNP, semikonduktor tipe-N diapit oleh dua semikonduktor tipe-P. Transistor PNP juga dapat dibentuk dengan menghubungkan katoda dari dua dioda sebagai base dan anoda sebagai kolektor dan emitor. Hubungan emitter-base foward bias sementara collector-base reverse bias. Jadi, arus mengalir dari emitor ke kolektor karena potensial emitor lebih besar daripada base dan kolektor.
 
Transistor NPN 

Pada transistor NPN, semikonduktor tipe-P diapit oleh dua semikonduktor tipe-N. Transistor NPN juga dapat dibentuk dengan menghubungkan anoda dari dua dioda sebagai base dan katoda sebagai kolektor dan emitor. Arus mengalir dari kolektor ke emitor karena potensial kolektor lebih besar daripada base dan emitor. 
 
Transistor sebagai saklar 
Jika ada arus yang cukup besar di kaki basis, transistor akan mencapai titk jenuh (saturasi). Pada titk jenuh ini transistor mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor seolah-olah short pada hubungan kolektor- emitor. Jika arus base sangat kecil maka kolektor dan emitor bagaikan saklar yang terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut-off sehingga tidak ada arus dari kolektor ke emitor. Nilai resistor terhubung ke base (Rb) dapat dihitung dengan; Rb = Vbe / Ib
 
Transistor sebagai penguat 
Transistor sebagai penguat jika bekerja dalam daerah aktif. Tegangan, arus, dan daya dapat diperkuat dengan beberapa konfigurasi seperti common emitter, common colector, dan common base. DC Current Gain = Collector Current (Ic) / Base Current (Ib)
 
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguat jika bekerja dalam daerah aktif. Tegangan, arus, dan daya dapat diperkuat dengan beberapa konfigurasi seperti common emitter, common colector, dan common base. DC Current Gain = Collector Current (Ic) / Base Current (Ib) 
 

6. 
OP-AMP

    Op-Amp adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-Amp) merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output. Penguat operasional (Op-Amp) merupakan komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk IC. Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output. Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari penguat diferensial dengan 2 input. 

Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)

b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)

c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)

d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0) 
 
 
 
 

7. Sensor GP2D12
 

 Sensor sentuh mendeteksi sentuhan atau jarak dekat tanpa mengandalkan kontak fisik. Sensor sentuh membuat jalan mereka ke banyak aplikasi seperti ponsel, remote control, panel kontrol, dll. Sensor sentuh saat ini dapat menggantikan tombol dan sakelar mekanis.
Sensor sentuh dengan slider rotasional sederhana, bantalan sentuh, dan roda putar menawarkan keuntungan signifikan untuk antarmuka pengguna yang lebih intuitif. Sensor sentuh lebih nyaman dan lebih dapat diandalkan untuk digunakan tanpa bagian yang bergerak. Penggunaan sensor sentuh memberikan kebebasan besar bagi perancang sistem dan membantu mengurangi biaya keseluruhan sistem. Tampilan keseluruhan sistem bisa lebih menarik dan kontemporer. 

8. Sensor Vibration

    Sensor vibrasi SW420 adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendteksi adanya getaran dan akan diubah ke sinyal listrik. cara kerja sensor ini dengan menggunakan satu buah pelampung logam yang akan bergetar di tabung yang berisi 2 elektroda ketika sensor menerima getaran. Terdapat 2 output digital (0 dan 1) dan analog output.



               Karakteristik Sensor Vibrasi SW420 :

                -  Tegangan operasi 3,3 V hinggan 5V DC

                - LED menunjukkan keluaran dan daya

                - Desain berbasis LM393

                - Mudah digunakan dengan mikrokontroler atau IC digital/analog normal

                - Dengan lubang baut untuk memudahkan pemasangan

Grafik Respon:


 

 

4. Percobaan Percobaan

1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan

2. Disarankan agara membaca datasheet setiap komponen

3. Cari komonen yang diperlukan di library proteus

4. Pasang Sensor touch dan sensor vibration, resistor , relay, motor dc di analogikan sepagai sepeda motor, potensiometer dan power suply sesuai gambar   rangkaian dibawah

5.Buat rangkaian pengkondisi sinyal 

6. Atur nilai resistor

7. Coba dijalankan rangkaian apabila ouput hidup(motor dc & Buzzer) maka rangkaian bisa digunakan

5. Rangkaian Simulasi

Rangkain OFF
 Alarm ON

 Rangkaian OFF swich OFF

Rangkain ON

    Prinsip Kerja

pada rangkaian pengaman sepeda motor menggunakan sensor touch sebagai komponen utama, sensor touch berfungsi mendeteksi adanya sentuhan pada body sepeda motor yang didalamnya dipasangkan sensor touch tersebut, pada rangkaian ini di pasang secara seri dengan kontak sepeda motor, dimana sepeda motor akan hidup ketika kotak sepeda motor dalam keadaan ON dan ketika adanya sentuhan pada body yang dipasangkan sensor Touch.
ketika sepeda motor dalam keadaan ON tapi tidak ada sentuhan terhadap body yang di dalamnya ada sensor Touch maka Sepeda Motor tidak akan hidup.
alarm akan hidup ketika motor dalam keadaan mati tetapi ada yang menggoyang sehingga sensor vibration mengirim sinyal listrik ke buzzer dan buzzer akan aktif.

Ketika touch sensor mendeteksi sentuhan maka logicstate berlogika 1, maka tegangan yang dikeluarkan oleh sensor dialirkan ke R1 dan diperkuat 10x oleh op amp non iverting. Selanjutnya tegangan di alirkan ke Q1 sehingga transistor ON saat ada arus yang mengalir melewati basis maka arus akan melewati colector dan emiter, arus melewati colector ke ground. Lalu arus keluar ke kaki emiter di alirkan ke relay, aliran yang dihasilkan tersebut akan menginduksi kumparan pada RL1 relay sehingga switch akan berubah posisi. Perubahan posisi switch menyebabkan rangkaian menjadi tertutup sehingga arus mengalir menuju motor dc sehingga motor dc berputar. 
Selanjutnya ketika sensor vibrasi mendeteksi getaran maka logicstate berlogika 1 lalu tegangan yang dikeluarkan sensor di alirkan ke R2 dan diperkuat 10x oleh op amp non inverting. Lalu tegangan mengalir ke Q2 sehingga transistor on, saat ada arus yang mengalir melewari basis maka arus akan melewati colector dan emiter, arus mengalir ke colector lalu ke ground. Selanjutnya arus keluar di kaki emiter lalu dialirkan ke relay R2 sehingga relay aktif dan switch berubah posisi ke kanan. Perubahan posisi switch menyebabkan rangkaian menjadi tertutup sehingga arus mengalir menuju buzze sehingga buzzer aktif dan berbunyi.
 
 6. Video




7. Link Download

    Download HTML klik                                      

    Download Video klik 

    Download Rangkaian Simulasi klik 

    Download Datasheet Resistor klik                    

    Download Datasheet Relay klik                      

    Download Datasheet Buzzer klik                      

    Download Datasheet LED klik                          

    Download Datasheet Sensor Vibration klik    

    Download Datasheet Sensor Touch klik            

    Download Library Sensor Vibration klik          

    Download Library Sensor Touch klik                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar